Laman

Jumat, 03 Juni 2011

Menuju Titik Cerah

oleh : novan suhendra
ayo jadi pengusaha...ayo jadi pengusaha...ayo jadi pengusaha...
motivasi lagi
butuh modal (uang)...uang...uang...
gak ada yang ngasih
ya udah, gak jadi pengusaha deh...
Tulisan ini mungkin banyak yang menyanggah, tapi tidak apa-apa karena kita semua berhak berargumen, yang penting gak main pukul-pukulan. tulisan ini dibuat karena berdasarkan pengalaman saya, dimana ketika banyak teman-teman saya yang memotivasi saya untuk keluar dari zona nyaman (pegawai) ke zona tantangan (pengusaha). "provokator" yang datang dari trainer-trainer yang mencoba memberikan kita semua alternatif hidup yang lebih baik dari saat ini dengan menjadi pengusaha.
Saya mencoba mengikuti saran tersebut karena secara karakter saya juga termasuk kategori orang-orang yang menyukai tantangan baru & orang-orang yang tidak suka terikat dengan satu sistem pekerjaan, apalagi jika pekerjaan itu membosankan. 
Langkah pertama yang saya lakukan adalah membuat proposal bisnis secara sederhana dan selanjutnya saya berusaha untuk menghubungi teman-teman saya tersebut. lalu saya tanyakan, "bagaimana cara mendapatkan modal tanpa harus punya agunan", karena memang saya belum punya sesuatu yang dijadikan agunan (jaminan). lalu tahukah apa jawaban dari mereka, mereka hanya bisa mengarahkan kesana, kesitu, kesono tanpa ada kepastian. 
Langkah selanjutnya saya kemudian mencoba untuk mendatangi tempat-tempat yang direkomendasikan teman-teman saya. dan hasilnya NOL BESAR. semua menjawab harus ada agunan (jaminan) atau paling usaha tersebut harus berjalan minimal setahun atau harus ada bukti rekening bank selama 3 bulan belakangan. Kok jadi aneh ya, saya khan baru mau usaha, gak ada bedanya sama para sarjana yang baru lulus dan ditanya pada saat wawancara, "apa pengalaman kerja yang sudah kamu dapatkan ??"
Lalu adakah jalan keluar mendapatkan modal dari para trainer dan motivator, saya hanya menilai SAMA SAJA alias NOL BESAR.
jadi menurut saya, kalau para trainer atau motivator ingin mengadakan pelatihan, lebih baik kerjasama dengan bank atau lembaga pembiayaan lainnya. sehingga apabila pelatihannya sudah selesai maka pihak pembiayaan tersebut langsung membiayainya. begitu pula dalam hal waktu pelatihan, saya pikir semua program pelatihan menuju pengusaha sukses harus terintegrasi. mulai dari memotivasi untuk jadi pengusaha, membuat proposal bisnis, mempresentasikan sampai dengan bagaimana cara marketingnya, oleh karena itu gak cukup hanya 2 jam, mungkin bisa berminggu-minggu atau berbulan-bulan. karena memang untuk menjadi pengusaha sukses tidaklah mudah dan instan.
tetapi tulisan ini jangan dijadikan alasan bagi kita untuk tetap asyik di zona nyaman (pegawai). pikirkanlah masa depan anda, 15 tahun lagi ketika usia anak sudah bertambah, ketika cicilan rumah dan kendaraan belum lunas. ayo kita tetap berusaha untuk menjadi pengusaha. 
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.