oleh : novan suhendra
Mungkin perlu kata merampok dibandingkan kata meminta, karena sebagai seorang ayah terkadang kita sering bersembunyi di balik alasan kerja sehingga kita jarang sekali berkumpul dengan anak kita. Merampok diperlukan bagi anak-anak yang ingin mengingatkan ayahnya bahwa mereka juga butuh belaian kasih sayang, petunjuk dan bimbingan.
Pekerjaan memang terkadang memaksa” kita untuk berpaling dan jauh dari anak. Mulai dari berangkat pagi sampai pulang petang , mulai dari hari senin sampai hari minggu, mulai di luar kota sampai di luar negeri.
Lalu kapankah waktu sang ayah bersama anak, mulai dari main bola , pergi ke masjid, membersihkan rumah, sampai dengan bercerita tentang pengalaman hidup. Aktivitas yang sederhana namun begitu sulit di realisasikan, alhasil terkadang sang anak akan lebih dekat dengan ibunya, karena hampir setiap waktu ia selalu bersama sang ibu.
Ketika anak kita masih kecil kita mungkin sering berikrar akan bekerja keras agar nantinya sang anak bisa hidup layak, namun tanpa ia sadari, hari terus berganti dan ia lupa kalau ternyata sang anak sudah besar. Namun sangat disayangkan karena sanga anak sudah harus pergi meninggalkan sang ayah untuk bekerja, dan sang ayahpun hanya bisa terdiam merenungi kesalahannya. Bersyukurlah jika sang ibu adalah wanita yang baik dan bisa mendidik ank-anakmu menjadi anak yang sholeh, sehingga kerja sang ayah “tidak sia-sia”. Namun celakalah bila sebaliknya, dan yang ada kemudian hanyalah penyesalan yang tidak berujung.
Wahai sang ayah, nikmatilah detik demi detik waktu bersama anakmu. Biarkanlah jiwamu masuk kedalam relung jiwa anakmu, sehingga dirimu menyatu dengan anakmu. Dengarkanlah ceritanya, keluh kesahnya, pengalamannya, semangatnya. Karena hal tersebut hanya terjadi sekali dalam hidupmu. Peluklah anakmu sehingga ia bisa merasakan kehangatan dirimu, penjagaan yang begitu besar darimu dan luasnya hatimu dalam menerimanya. Jangan biarkan penyesalan menyambangimu karena dirimu tidak pernah menyambangi anakmu..buah hatimu.